Arsitektur Sistem Informasi

Arsitektur sistem informasi (arsitektur teknologi informasi/infrastruktur teknologi informasi) adalah suatu rencana atau pemetaan kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi (Turban, McLean,Wetherbe, 2004). Sebuah arsitektur informasi yang detail memiliki isi perencanaan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1) Data apa yang akan dikumpulkan?
2) Di mana dan bagaimana data dikumpulkan?
3) Bagaimana cara mengirimkan data?
4) Di mana data akan disimpan?
5) Aplikasi-aplikasi (program) apa yang akan menggunakan data dan bagaimana aplikasi-aplikasi tersebut dihubungkan sebagai sebuah sistem yang utuh?

Tujuan Arsitektur Sistem Informasi

a) Sebagai penuntun bagi operasi sekarang atau menjadi cetak-biru (blueprint)
untuk arahan di masa mendatang
b) Agar bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhan bisnis strategis organisasi


Arsitektur+Sistem+Informasi


Gambar tersebut melukiskan bahwa pada arsitektur informasi disuatu departemen mencakup area fungsional (Keuangan, Akuntansi dan sebagainya dan juga sistem-sistem pendukungnya (seperti TPS dan MIS).

Arsitektur Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Tersentralisasi (centralized),
2. Desentralisasi (decentralized),
3. Client/server.

ARSITEKTUR TERSENTRALISASI
Arsitektur ini telah populer semenjak tahun 1960-an, dengan mainframe (komputer yang berukuran relatif besar yang ditujukan untuk menangani data yang berukuran cukup besar, dengan ribuan terminal untuk mengakses data dengan respon yang sangat cepat, dan melibatkan ribuan bahkan jutaan transaksi) sebagai aktor utama yang melakukan semua pemrosesan data. Ciri utama dari arsitektural tersentralisasi ialah pemrosesan data yang terpusat (komputasi terpusat), semua pemrosesan data dilakukan oleh komputer yang ditempatkan di dalam suatu lokasi yang ditunjukan untuk melayani semua pemakai dalam organisasi. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dominasi main frame pada lingkungan dengan komputasi terpusat menjadi berkurang karena kehadiran minikomputer dan mikro komputer(PC) yang memiliki kemampuan lebih kecil tetapi dengan harga yang jauh lebih murah.


ARSITEKTUR TERDISTRIBUSI/DESENTRALISASI


Sistem pemprosesan data terdistribusi/ biasa disebut dengan komputasi tersebar sebagai sistem yang terdiri atas sejumlah komputer yang tersebar pada berbagai tempat yang dihubungkan dengan sarana telekomunikasi dengan masing-masing komputer mampu melakukan pemrosesan yang serupa secara mandiri, tetapi tetap bisa saling berinteraksi dalam pertukaran data komputer. Dengan kata lain, sistem pemrosesan data terdistribusi membagi sistem pemrosesan data terpusat ke dalam masing-masing subsistem yang lebih kecil, yang pada hakikatnya masing-masing subsistem tetap berlaku sebagai sistem pemrosesan data terpusat (central). 

Model sederhana sistem pemrosesan terdistribusi terdapat pada sejumlah komputer yang terhubung dalam jaringan yang menggunakan arsitektur peer-to-peer pada model ini komputer memiliki kontrol terhadap resource misalnya data, printer atau cd-rom, tetap memungkinkan komputer lain menggunakan sumber tersebut. Sistem seperti ini menjadi pemandangan umum semenjak kehadiran PC yang mendominasi perkantoran. Penerapan sistem terdistribusi biasa dilakukan pada dunia perbankan. Setiap kantor cabang memiliki pemrosesan data tersendiri. Namun, jika dilihat pada operasional seluruh bank bersangkutan, sistem pemrosesan tersebut berupa sistem pemrosesan data yang terdistribusi
Baca Juga : Perkembangan Teori Manajemen
ARSITEKTUR CLIENT/SERVER
Pada Arsitektur ini terbagi 2 (dua) yakni client dan server. Client adalah sembarang sistem atau proses yang melakukan suatu permintaan data atau layanan ke server, sedangkan Server merupakan suatu sitem yang menjadi pusat data yang menyediakan data/layanan yang diminta oleh client.


Client mempunyai kemampuan untuk melakukan proses sendiri, ketika sebuah client meminta suatu data ke server maka server akan segera menanggapinya dengan memberikan data yang diminta ke client bersangkutan dan setelah diterima oleh client segera melakukan pemrosesan. Model komputasi yang berbasis client/server mulai banyak diterapkan pada sistem informasi. Dengan menggunakan arsitektur ini, sistem informasi dapat dibangun dengan menggunakan perangkat lunak yang berbeda-beda.

Post a Comment

0 Comments